smphikmahyapisjayapura.sch.id. Jayapura-Ujian akhir sekolah berbasis Computer Based Test (CBT) merupakan langkah terobosan baru yang dilakukan SMP Hikmah Yapis Jayapura dalam melakukan upaya digitalisasi Pendidikan. Perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi menjadi sangat perlu dimanfaatkan sebaik mungkin oleh sekolah sebagai institusi pendidikan formal yang mendapat pengaruh langsung dari kemajuan tersebut. (Jum’at, 22/4/2022).
Sementara itu, pelaksanaan ujian akhir sekolah dilaksanakan selama 6 hari dari tanggal 19-26 April 2022 dengan jumlah peserta ujian keseluruhannya 101 orang. Sehingga kalau dirinci berdasarkan jenis kelamin yakni peserta ujian laki-laki 54 orang, dan yang perempuan 47 orang.
Ujian akhir sekolah SMP Hikmah Yapis Jayapura tahun 2022 dilaksanakan cukup berbeda dengan ujian akhir sekolah pada tahun-tahun sebelumnya, pengguaan apliaksi ujian CBT menjadi pembeda.
“Aplikasi CBT pertama kali kita gunakan untuk ujian sekolah tahun ini. Kalau ujian sekolah sebelumnya kita menggunakan google formulir, nah karena sekolah kita pada saat milad kita launching web sekolah, nah berkaitan dengan itu sekalian di dalam web sekolah ada E-Learning dan ada aplikasi CBT”. Tutur Sri Kusrini Tri Yunianti, SE selaku Kepala SMP Hikmah Yapis Jayapura.
Penggunaan aplikasi CBT memberikan banyak manfaat, diantaranya peserta didik dianjurkan mahir menggubakan teknologi, hemat biaya dan mengurangi sampah kertas serta sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan agar tetap bersih.
“Keunggulannya banyak, sekarang ini era digitalisasi tuntunan jaman yang pertama jelas kalau kita masih manual kapan kita mau melatih anak anak untuk berdigitalisasi, yang kedua jelas kertas, kita sudah tidak menggunakan kertas,efektif biaya penggandaan, kalau kertas selesai ujian jadi sampah nah dengan CBT salah satu tujuan utama ya kita peduli lingkungan mengurangi sampah yang ada di sekolah, kalau pake kertas atau manual setelah selesai ujian kadang anak anak kalo kertas ujian di kumpulkan di sekolah akan menjadi sampah di sekolah, kalau kertas ujian dibawa pulang biasanya anak-anak itu dihambur begitu saja”.terang kepala sekolah.
Aplikasi ujian CBT direncanakan akan digunakan secara berkelanjutan serta dengan tetap melakukan evaluasi setelah selesai menggunakan.
“Rencananya aplikasi CBT jika memang cocok dan tidak banyak resiko, tidak banyak kendala kedepannya akan selalu dipergunakan dengan tetap evaluasi lagi” tutup kepala sekolah
Ketua panitia ujian sekolah menambahkan terkait alat yang dipakai peserta didik saat mengikuti ujian berbasis CBT beragam, baik itu menggunakan handphone, laptop dan computer.
“Kalau di aplikasi CBT ini ada yang bisa menggunakan laptop ada juga yang menggunakan HP tergantung dari siswanya. Bisa pakai laptop, pakai HP, pakai komputer”. Tambah Ita Risahondua, M. Pd selaku ketua panitia ujian sekolah.
Mengantisipasi peserta didik yang tidak memiliki fasilitas elektronik dan tidak memiliki kuota internet, sekolah menyediakan laboratorium komputer untuk mengerjakan soal ujian.
“kalau memang ada siswa tidak memiliki fasilitas untuk digunakan, ada fasilitas yang disiapkan dari sekolah yaitu laboratorium komputer yang akan digunakan oleh siswa tersebut”. Tutup ketua panitia ujian sekolah.
Reporter : Deswita
Editor : Zahwa Adinda